Rabu, 15 Desember 2010

BIOTEKNOLOGI

KETERKAITAN BIOTEKNOLOGI DENGAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIOLOGI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS
Mata kuliah : Bioteknologi
Dosen : Ina Rosdiana Lesmanawati




















Disusun oleh :
Muasromatul Azizah
07460899




Tarbiyah / IPA – Biologi C / VI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SYEKH NURJATI
CIREBON 2010
Keterkaitan Bioteknologi dengan perkembangan Pendidikan Biologi

Bioteknologi, merupakan cabang dari ilmu biologi yang berperan dalam menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan mikroorganisme, baik itu berupa bakteri, fungi, alga, dan yang lainnya. Pemanfaatan mikroorganisme sebenarnya telah diketahui sejak beberapa tahun sebelum masehi. Orang Mesir kuno telah memanfaatkan microorganisme untuk pembuatan bir, anggur, vinegar, keju, tuak, yoghurt. Tapi, pada saat itu mereka belum mengetahui hakikat bioteknologi.
Istilah bioteknologi baru dipublikasikan pada tahun 1917 oleh seorang insinyur Hongaria untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya. Selama 20 tahun belakangan, perkembangan bioteknologi semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, dan ditemukannya system kultur jaringan dan rekombinasi gen.
Menurut White & Frederiksen (2000) IPA secara keseluruhan dapat dipandang sebagai proses untuk membentuk hukum, model, dan teori yang memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengendalikan tingkah laku alam.

A. Hubungan antara pendidikan Biologi dengan Bioteknologi.
Pendidikan Biologi berdasarkan aspek pemanfaatannya dapat kita bedakan menjadi tiga golongan yaitu : Biologi murni, Biologi terapan, dan Bioteknologi. Perbedaan mendasar dari ketiga golongan tersebut adalah berdasarkan aspek kajiannya, Para ilmuwan Biologi murni mencoba memahami bagaimana alam bekerja, ilmuwan Biologi terapan mencoba mencari cara untuk mengendalikan cara alam bekerja, sedangkan Ahli Bioteknologi memanfaatkan penemuan Biologi murni dan Biologi terapan untuk membuat alat guna mengendalikan cara alam bekerja.
Dapat diketahui dengan jelas keterkaitan antara masing-masing aspek pendidikan Biologi.Biologi murni menjelaskan mengenai bagaimana alam itu bekerja, kemudian dari kajian Biologi murni tersebut akan digunakan sebagai dasar pemikiran selanjutnya untuk menemukan konsep Biologi terapan yang nantinya akan mengkaji bagaimana mekanisme mengendalikan alam bekerja. Lalu hasil pengkajian dari Biologi murni dan biologi terapan tersebut akan digunakn sebagai dasar pemikiran untuk membuat konsep Bioteknologi yang nantinya akan menghasilkan suatu produk berupa alat atau jasa yang berasal dari alam dan dapat digunakan untuk pemeliharaan alam itu sendiri.

B. Batasan dari Masing-Masing Pendidikan Biologi.
Dari bagan hubungan keterkaitan antara Biologi dengan Bioteknologi telah tergambar dengan jelas. Ketiga aspek Biologi tersebut saling berkaitan untuk membentuk satu kesatuan pendidikan Biologi yang utuh. Perbedaan yang mendasar hanya pada aspek kajiannya saja.
1. Biologi Murni.
Biologi murni ditempatkan sebagai ilmu yang mendasar dari ilmu Biologi yang menyangkut keseluruhan ilmu Biologi secara umum. Konsep-konsep Biologi murni terbentuk dari keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui orang, keingintahuan itu menuntun ke arah mencari prinsip atau teori yang dapat diperoleh dari hasil pengkajian, yaitu melalui percobaan.
Pengkajian ini merupakan pengkajian yang tidak bermaksud untuk mencari kondisi atau proses optimal yang diharapkan, melainkan hanya untuk memenuhi penjelasan dari objek (benda dan energi) dan peristiwa alam. Konsep-konsep Biologi murni merupakan konsep-konsep Biologi mengenai kondisi, interaksi, dan peristiwa dari kondisi yang normal secara umum.
Dalam konsep-konsep Biologi dasar, seringkali ada variabel (parameter), yang dalam kenyataannya berpengaruh, tidak dimasukkan ke dalam konsep-konsepnya. Konsep-konsep itu sengaja disusun secara ideal atau normal agar berlaku umum, yang berarti dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Keberlakuan umum konsep-konsep tersebut luas, sehingga berfungsi sebagai konsep-konsep dasar bagi Biologi terapan dan Bioteknologi. Para ilmuwan menempatkan Biologi murni sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu terapan dan teknologi.
2. Biologi terapan.
Biologi terapan merupakan lanjutan dan pengembangan dari konsep dasar yang telah dikemukakan oleh Biologi murni. Pada Biologi terapan konsep yang dikajinya bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengendalikan cara alam bekerja.
Apabila pada Biologi murni konsep yang dijelaskannya merupakan suatu konsep yang ideal yang dapat dipakai secara umum tanpa memperhitungkan aspek-aspek lain yang mungkin berpengaruh, maka konsep Biologi terapan sebaliknya. Konsep Biologi terapan tidak mengabaikan variasi yang terjadi di alam sehingga nantinya dapat diaplikasikan secara langsung untuk mengendalikan (mengelola) alam. Pada konsep Biologi terapan akan didapatkan pengelompokkan yang lebih mengkerucut.
Contohnya dalam Biologi dasar, daur hidup serangga melalui 3 atau 4 fase, yaitu telur, larva dan dewasa atau telur, larva, pupa, dan dewasa. Kedua fase daur hidup ini berlaku untuk semua jenis serangga, jika kita memelihara serangga hanya memperhatikan daur hidup seperti itu saja, kita akan gagal memelihara serangga tersebut, karena faktor lain yang berpengaruh terhadap daur hidup serangga itu kita abaikan.
Seharusnya untuk keberhasilan pemeliharaan serangga itu kita harus menggunakan konsep-konsep Biologi terapan yang dikembangkan dari konsep Biologi dasar. Konsep Biologi terapan merupakan konsep yang aplikatif, tetapi keberlakuan umumnya sempit, tidak seluas keberlakuan umum konsep Biologi dasar.
 Contohnya jika pengaruh suhu kita masukkan ke dalam daur hidup serangga, maka serangga yang asalnya dikelompokkan dalam 3 atau 4 fase itu akan dikelompokkan lebih banyak lagi, karena pengaruh suhu akan berbeda pada jenis-jenis serangga, walaupun ada juga serangga yang jenisnya berbeda, tetapi pengaruh suhu terhadap daur hidupnya sama. Apalagi bila kita memasukkan beberapa factor lain yang dapat berpengaruh, maka pengelompokkan tersebut akan semakin mengkerucut.
Untuk dapat mengendalikan cara alam bekerja diperlukan percobaan (penelitian), agar aplikasi konsep yang tepat dapat diketahui. Dari percobaan itulah konsep-konsep Biologi terapan dikembangkan dari konsep Biologi murni untuk keperluan mengendalikan alam. Alam yang dikendalikan ada yang terdapat dalam alat-alat (produk Bioteknologi) dan ada yang terdapat di lingkungan. Alat-alat dibuat dari bahan-bahan alam dari jenis dan kondisi yang sama dan digunakan pada kondisi dan situasi lingkungan yang relatif sama, sehingga proses dan hasil pengendalian alamnya pun relatif sama.
 Dengan demikian prinsip-prinsip Biologi terapan dalam teknologi dapat digunakan relatif tepat sama untuk setiap alat yang sama. Jika dalam alat-alat tidak ada variasi alam, karena dapat dibuat sama, di lingkungan banyak variasi alam yang tidak dapat dihindarkan. Akibatnya prinsip-prinsip Biologi terapan yang digunakan di lingkungan pada suatu tempat dan waktu tertentu tidak begitu dapat digunakan pada tempat dan waktu yang berbeda.
Dengan demikian pengendalian alam di lingkungan lebih bervariasi, karena prinsip-prinsipnya perlu diuji pada setiap tempat dan waktu yang berbeda. Walaupun prinsip-prinsip Biologi terapan yang diperlukan untuk pengendalian alam itu sudah diuji melalui penelitian, tidak berarti bahwa prinsip-prinsip Biologi terapan dapat diterapkan secara langsung dengan tepat di tempat dan waktu yang berbeda, karena variasi alam dapat menyebabkan proses dan hasil penerapan itu berbeda. Oleh karena itu, di lingkungan, bahkan juga dalam pembuatan alat, percobaan (penelitian) tetap diperlukan untuk mencari perlakuan atau tindakan yang tepat dalam pengendalian alamnya.
Pada umumnya pengkajian Biologi terapan dilakukan untuk mencari perlakuan atau susunan benda yang interaksinya dapat menimbulkan kondisi atau proses optimal/maksimal seperti yang diharapkan. Pengkajian Biologi terapan ditujukan untuk mencari prinsip-prinsip dan tindakan pengendalian alam yang hasilnya dapat memenuhi harapan pengkaji. Berbeda dengan hasil pengkajian Biologi dasar yang berlaku umum, hasil pengkajian Biologi terapan kurang berlaku umum, karena faktor-faktor yang dalam Biologi dasar diabaikan dalam Biologi terapan tidak diabaikan. Sedangkan kondisi dan situasi di setiap lingkungan sangat bervariasi.
Pengkajian Biologi terapan di lingkungan umumnya hanya digunakan untuk keperluan di tempat pengkajian itu dilakukan. Karena hasil pengkajian Biologi terapan di lingkungan kurang berlaku umum, hasil pengkajian di suatu tempat dan waktu tertentu hanya digunakan sebagai pembanding, penunjang, atau acuan perkiraan untuk pengkajian yang sama di tempat dan waktu yang berbeda.
3. Bioteknologi.
Bioteknologi dapat dibentuk dari kesatuan antara kosep Biologi murni dan konsep Biologi terapan. Peranan konsep-konsep Biologi murni dan Biologi terapan ini digunakan untuk menjadi pengendali akan hasil dai sebuah teknologi agar berdayaguna bagi manusia dan penggunaannya tidak merusak alam, atau setidaknya meminimalisir kerusakan yang ditimbulkannya pada alam.
Prinsip-prinsip dan teori-teori Biologi murni dan pengendalian alam dari Biologi terapan digunakan dalam Bioteknologi untuk menyusun objek-objek, membuat konstruksi di alam, dan membuat alat untuk mengendalikan cara alam bekerja.
Kajian Bioteknologi meliputi teknik menyusun objek, serta membuat konstruksi alam dan alat, sedangkan Biologi sifat objek, interaksi, dan perubahan objek. Pada akhirnya, hasil dari Bioteknologi mampu menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Bioteknologi dapat diartikan sebagai teknik mengendalikan organisme dan sel-sel untuk menghasilkan sesuatu, misalnya mengendalikan jamur atau bakteri.

C. Kontribusi Bioteknologi terhadap Perkembangan Pendidikan Biologi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bioteknologi merupakan aplikasi dari keseluruhan pendidikan Biologi (Biologi murni dan Biologi terapan). Aplikasi dari ilmu Bioteknologi itu sendiri dapat digunakan untuk mempermudah manusia dalam memanfaatkan alam serta diupayakan penggunaannya tidak merusak alam itu sendiri.
Penerapan Bioteknologi merupakan tanda perkembangan pendidika Biologi. Dengan adanya Bioteknologi, Ilmu Biologi tak hanya sekedar mengkaji apakah makhluk hidup itu, apa pemanfaatannya, bagaimana interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dengan alam, atau bagaimana keterkaitan suatu organisme dengan organisme yang lainnya. Dengan masuknya disiplin ilmu baru Bioteknologi sebagai cabang dari ilmu Biologi, pengetahuan siswa mengenai pemanfaatan makhluk hidup dari alam dapat menambah pemahamannya bahwa segala sesuatu yang ada di alam itu saling terkait. Apabila kita mengetahui pemanfaatannya, kita akan mampu mengoptimalkan fungsinya.
Selain itu, masuknya Bioteknologi sebagai pokok bahasan dalam kurikulum pembelajaran Biologi memberikan nafas baru yang dapat membuat Biologi jadi terasa lebih menyenangkan dan menambah motivasi belajar, dan ketertarikan siswa terhadap Biologi. Karena pada aplikasinya, bioteknologi berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya, pada Bioteknologi pembuatan tempe, dan pada proses aplikasi kultur jaringan penerapannya dapat menghasilkan produk-produk unggulan dalam bidang pertanian. Siswa yang telah mempelajari bioteknologi dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menghasilkan produk-produk unggulan.
Ketercapaian Bioteknologi merupakan suatu keberhasilan pembelajaran Biologi. Karena pada prakteknya, Bioteknologi telah mencakup dari aspek Biologi dasar, dan Terapan. Penguasaan Bioteknologi sangat diperlukan untuk mengatasi beberapa permsalahan yang kerap dihadapi, seperti ketersediaan pangan yang dapat diatasi dengan teknik kultur jaringan, serta masalah pengobatan yang semakin berkembang belakangan ini. Selain itu, Bioteknologi juga dapat digunakan untuk menghasilkan oraganisme-organisme unggul.

D. Aplikasi Produk-produk Bioteknologi.
1. Aplikasi pada bidang pertanian: Aplikasi bioteknologi untuk pertanian menawarkan berbagai keuntungan. Perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika. Keuntungan potensial bioteknologi pertanian antara lain:
a. potensi hasil panen yang lebih tinggi,
b. mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida,
c. toleran terhadap cekaman lingkungan,
d. pemanfaatan lahan marjinal,
e. identifikasi dan eliminasi penyakit di dalam makanan ternak,
f. kualitas makanan dan gizi yang lebih baik, dan perbaikan defisiensi mikronutrien.
Sehingga akan :
a. Meningkatkan produksi pangan misalnya dengan menciptakan kultivar unggul seperti tanaman padi dan tanaman semusim sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
b. Meningkatkan produksi dan kualitas melalui transgenic antara lain kapas, jagung, dll.
c. Mempercepat swasembada jagung dengan jagung yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih baik dan kebal terhadap hama
d. Untuk peningkatan produksi pangan; Tanaman tahan hama, ternak yang dapat memproduksi asam amino tertentu, engolahan makanan (tempe, tape, oncom, kecap), pengolahan minuman; anggur, bir, yoghurt, tuak, brem, dsb.
2. Aplikasi pada bidang peternakan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang peternakan menawarkan berbagai keuntungan antara lain:
a. Meningkatkan produksi peternakan,
b. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen,
c. Menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi,
d. Menciptakan jenis ternak unggul
3. Aplikasi pada bidang perikanan: Aplikasi Bioteknologi dalam bidang periakanan menawarkan berbagai keuntungan antara lain:
a. Menyediakan benih dan induk ikan,
b. Meningkatkan system kekbalan ikan dengan menggunkana vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi.
Aplikasi probiotik pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
4. Aplikasi pada bidang kesehatan dan pengobatan: Aplikasi bioteknologi dalam bidang kesehatan dan pengobatan telah mandatangkan manfaat antara lain:
a. Memproduksi obat-obatan terhadap penyakit infeksi (antibiotik) seperti; penisilin, streptomysin,
b. Memproduksi vaksin untuk pencegahan jenis penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksinnya seperti; polio, cacar, hepatitis-B, TBC dsb. Selain pada manusia, vaksin juga digunakan untuk melindungi ternak (ayam, sapi dsb) dari serangan berbagai penyakit menular,
c. Memproduksi zat kebal antibody untuk diagnosis penyakit, penelitian dan terapi. Antibodi monoclonal,
d. Untuk terapi gen misalnya untuk terapi penyakit genetis (bawaan),
e. Untuk memproduksi hormon; Insulin untuk terapi penderita kencing manis,
f. Untuk terapi gen; Sel somatis (somatic gene therapy); sel darah atau otot, terapi penyakit genetis (bawaan). Sel embrional (Germ line gene therapy);
5. Aplikasi pada bidang lingkungan. Aplikasi bioteknologi dalam bidang lingkungan antara lain:
a. Untuk pengolahan limbah
b. Pelestarian plasma nutfah.

E. Perlunya Pengenalan Bioteknologi Sejak Dini.
Selama ini, persepsi yang keliru dari masyarakat mengenai Bioteknologi telah menjadi paradigma yang sulit untuk dirubah. Kebanyakan dari masyarakat hanya memandang Biotekknologi dari segi potensi bahaya produknya saja, mereka masih takut mengkonsumsi makanan yang berasal dari tanaman transgenic misalnya, karena mereka takut akan mengganggu kesehatan karena dianggap tidak alami.
Padahal, Berdasarkan review Departemen Kesehatan Inggris tahun 1999, tidak ada data yang menunjukkan efek negatif produk transgenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Departemen Pertanian dan Kehutanan Jepang juga memberikan hasil laporan yang sama. Selama 20 tahun tanaman transgenik dikembangkan, tidak ada suatu bukti akurat mengenai sisi negatif bagi manusia dan lingkungan. Dengan demikian, kita setidaknya dapat menyimpulkan bahwa sampai sekarang kontroversi yang terjadi didasarkan akan data-data yang tidak valid.
Untuk mengubah paradigma yang keliru tersebut bukanlah persoalan yang mudah, dibutuhkan beberapa pengenalan secara intensif pada masyarakat mengenai produk-produk Bioteknologi yang sebenarnya lebih ramah terhadap alam dan manusia. Karena tujuan dari produk-produk Bioteknologi sendiri adalah untuk pemanfaatan manusia dan tidak merusak lingkungan.
Selama ini, pada kurikulum sekolah Bioteknologi baru dimasukkan pada kurikulum tingkat SMA saja, seharusnya pengenalan Bioteknologi lebih dini dikenalkan pada siswa agar mereka mampu mendalami manfaat dari Bioteknologi itu sendiri, dan tidak ada kesalahan persepsi yang nantinya akan berakibat fatal.
Dengan pengenalan Bioteknologi sejak dini pada masyarakat diharapkan nantinya dapat merubah paradigma masyarakat mengenai produk-produk bioteknologi selama ini. Memang tidak dapat di pungkiri dalam suatu produk pasti ada kelemahannya, tapi seiring berjalannya waktu pembenahan pada kekurangan-kekurangan dalam Bioteknologi akan terus berkembang sehingga akan menuju ke arah yang jauh lebih baik.


Daftar Pustaka

- Darliana. 20008. Kependidikan IPA. http://www.p4tkipa.org/lihat.php?id=ARTIKEL&hari=KEPENDIDIKAN&%20tanggal=16&%20bulan=Mei%20&%20oleh=Drs.%20Darliana,%20M.Si. diakses 07 Mei 2010.
- Maharijaya, Awang. 2008. Meningkatkan Peranan Bioteknologi Melalui Pendidikan.http://awangmaharijaya.wordpress.com/2008/02/22/meningkatkan-peran-bioteknologi-melalui-pendidikan/. Diakses 07 Mei 2010.
- Setiono, Lilik. 2010. Bioteknologi. http://liliksetiono.wordpress.com/2010/03/10/bioteknologi-3/. Diakses 07 Mei 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar